Hagia Sophia dan Energi Kebanggaan Umat


Bagi kaum Muslimin di seluruh dunia, kembalinya Hagia Sophia dari museum ke masjid sejak 1934 merupakan sebuah kebahagiaan tak terkira. Pasalnya ini bukan soal kemenangan dalam konteks rebut merebut tapi mengembalikan jati diri Hagia Sophia yang sesungguhnya.

Di luar pengetahuan banyak orang, ternyata Hagia Sophia yang dibangun sejak abad ke-4 Masehi itu kala ditaklukkan bukan diambil, melainkan dibeli oleh sang Sultan Muhammad Al-Fatih dengan uang pribadi, lalu digunakan menjadi masjid dan akhirnya diwakafkan untuk umat Islam.


Dalam kata yang lain, kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid membangkitkan kebanggaan umat akan sosok pemimpin yang visioner, penuh dedikasi dan benar-benar seperti kata Nabi Muhammad SAW, itulah sebaik-baik pemimpin.

Fakta luar biasa di tengah pandemi ini tentu benar-benar luar biasa, bisa dikatakan ini mungkin kado dari Ilahi untuk umat Islam dunia, bahwa ada momentum titik balik umat ini bangkit dan melakukan upaya konkret kembali menegakkan nilai-nilai Islam sebagai peradaban yang rahmatan lil’alamin.

Namun, hal yang sangat mendasar diperlukan, di balik tantangan internal dan eksternal yang dihadapi, umat Islam harus benar-benar mulai masuk dan konsentrasi pada hal-hal kecil yang menentukan, seperti dekat dengan Alquran, hidup dengan akhlak Islami, dan tidak melakukan apapun melainkan karena Allah.

Jika spirit ini hadir dan menjadi komitmen dalam hidup, maka jiwa dan hati bahkan akal akan bertemu, bersinergi dan mengkristal menjadi gelombang besar yang siap menyapu dunia yang nestapa selama ini dengan kebaikan demi kebaikan yang didambakan.

Insya Allah bisa, syaratnya mari melangkah dari diri sendiri dan terus-menerus. Allahu a’lam.

Imam Nawawi >>> Bogor, 22 Dzulqa’dah 1441 H