Keajaiban Hidup


Kejaiban hidup itu tetap ada, sekalipun kini manusia sudah berpikir dengan cara ciptaannya sendiri (teknologi) bekerja.

Mengapa masih ada? Karena masih ada peristiwa-peristiwa yang dirasa di luar nalar, kemudian hadir menjadi sebuah kenyataan yang tak terbantahkan.

Seperti itulah yang baru-baru ini dirasakan oleh seluruh pengasuh dan santri putra dan putri Hidayatullah Merauke.

Lebih dari 29 tahun lamanya mereka menanti dimana ada sumber air tawar, kini, air tawar itu telah ditemukan. Semua penghuni pesantren bersyukur dengan kenyataan ini. Tapi ingat, mereka tetap mencari meski telah 29 tahun lamanya mencari dan tak kenal putus asa.

Kenapa keajaiban itu masih ada? Karena manusia tetap pada hakikatnya, bukan binatang, bukan juga makhluk mekanik laksana teknologi.

Manusia adalah makhluk yang tak sekedar mampu berpikir, tetapi juga berjiwa dan tentu saja masih berhati nurani. Karena itu, di muka bumi ini masih banyak manusia yang hidup dengan basis keimanan kepada Allah Ta’ala.

Jadi hidup ini penuh dengan keajaiban, oleh karena itu pantang diri kita sebagai Muslim dikungkung oleh cara berpikir sekuler atau pun cara berpikir kebanyakan yang menafikan jalan keajaiban dalam hidup kita sendiri. Seolah-olah kalau tidak begini mustahil, tidak mungkin.

Fokus saja pada kebaikan yang Allah perintahkan dan nantikanlah kabar gembira, tunggulah saatnya, insya Allah akan bertemu dengan keajaiban hidup dari-Nya.

Simaklah, perhatikanlah dengan cermat, apa yang dialami oleh para pengasuh dan santri Hidayatullah Merauke ini sungguh telah memancarkan sumber-sumber kebahagiaan. Pada saat yang sama juga semakin kuat iman yang ada di dalam dada, bahwa benar, “Pertolongan Allah itu Dekat.”

Selama berdiri hingga akhir 2017 Pesantren harus mengeluarkan anggaran membeli air tawar. Tetapi kini, Alhamdulillah, tidak lagi. “Berkat karunia-Mu ya, Rabb,” ucap para santri.

“Kebutuhan air tawar untuk 300 santri selama ini dipenuhi dengan membeli dari kota Merauke, sekurang kurangnya 5000 liter perhari di musim hujan sekalipun. Namun bila musim kemarau bisa 3 tanki atau 15,000 liter perhari,” ungkap Panji.

Muhammad Panji adalah sosok dai yang ditugaskan ke Merauke setelah bertahun-tahun tugas dakwah di daerah Papua lainnya.

Saya sendiri Alhamdulillah, sempat bertemu dengan beliau, pada masa awal-awal beliau menginjakkan kaki di Hidayatullah Merauke.

“Alhamdulillah, berkat kebaikan hati Pak Purwa, seorang pengusaha sukses Kota Rusa ini yang membantu pengeboran sampai ketemu air tawar yang diinginkan.

Sebelumnya di banyak lokasi telah dicoba namun belum berhasil bahkan ada yang kedalaman 150 meter. Kali ini di kedalaman 94 berhasil,” imbuh Panji.

Subhanalloh, luar biasa. Keajaiban hidup yang terjadi ini juga mengingatkanku pada kisah Nabi Ismail yang Allah jadikan hentakan kakinya sebagai penemu sumber mata air zamzam. Takdir Allah, akhir pekan lalu saya mendapatkan air tersebut dari seorang guru yang baru saja pulang umroh.

Allah berfirman, “Sesungguhnya urusan-Na apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu” (QS. 36: 82). Wallahu a’lam.*

Imam Nawawi >>> twitter @abuilmia

Tinggalkan komentar